Gambar 1 : Posisis Site terhadap Kota
Sumber : Analisa Pribadi
Stasiun Kenari (Stasiun Salemba) terletak di Jalan Kenari 2, kecamatan Senen, kelurahan Kenari, Jakarta Pusat. Letaknya berada di tidak jauh dari kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dari FKUI jika ditempuh dengan jalan kaki hanya memakan waktu sekitar 5 menit. Stasiun Kenari berada di selatan sebuah museum kecil, yaitu Museum Mohammad Hoesni Thamrin yang merupakan bagian dari Museum Joang 45 di Jalan Menteng.
Sejarah singkat mengenai Stasiun Kenari dapat memberi informasi tentang nilai yang terkandung dibalik bangunan yang kini sudah hampir tidak dapat diidentifikasi lagi. Stasiun Kenari atau juga dikenal dengan sebutan Stasiun Salemba merupakan suatu stasiun kecil yang berada pada jalur Tanah Abang - Kramat Sentiong. Jalur ini merupakan jalur yang aktif pada masa Belanda yang dibongkar pada masa Soekarno. Jalur ini kemudian dipindahkan ke selatan dan kini menjadi Tanah-Abang Manggarai menyusuri Banjir Kanal Barat. Sebelum akhirnya dipindah, jalur ini melewati Stasiun Kenari dan memiliki dua percabangan menuju sebuah bangunan gudang (sekarang museum M.H. Thamrin) dan pabrik opium (sekarang gedung MPKP UI). Rel pada jalur yang telah dipindah dibiarkan selama bertahun-tahun hingga akhirnya diangkat dan menjadi "gang" bagi perkampungan yang kemudian memadati area tersebut oleh para pendatang. Jalur ini melintasi sungai Ciliwung, sehingga ada jembatan KA yang merupakan jejak peninggalan jalur ini yang masih terlihat sampai sekarang. Jembatan ini sekarang dimanfaatkan warga sekitar untuk menyebrangi sungai. Kondisinya yang tidak terawat serta pentingnya jembatan tersebut bagi warga membuat warga sekitar selalu berupaya agar jembatan terus dapat berfungsi dengan menambal bagian-bagian jembatan dengan kayu.
Sumber :
wawancara dengan penduduk asli, Pak Kholid (68)
web : http://semboyan35.com/showthread.php?pid=315700
Peta Batavia tahun 1913 merupakan peta yang digunakan sebagai basis dalam menemukan posisi Stasiun Kenari, Jalur KA yang ada dulu serta perbandingannya dengan kondisi jalur KA saat ini.
Gambar 2 : Analisa jalur transportasi dulu dan sekarang
Sumber : Analisa pribadi
Gambar 3 : Analisa jalur KA dulu dan sekarang
Sumber : Analisa pribadi
Gambar 4 : Analisa jalur transportasi umum sekarang
Sumber : Analisa pribadi
Setelah dilakukan survey lapangan, make ditemukanlah tempat-tempat dan bangunan-bangunan bersejarah disekitar Stasiun Kenari.
Gambar 5 : Peta Tempat-Tempat Penting di sekitar Site
Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 6 : Foto Tempat-Tempat Penting di sekitar Site
Sumber : Foto Pribadi
Gedung MPKP UI merupakan bekas pabrik opium yang dapat ditemukan berdasarkan letaknya yang berada di sebelah Gedung Stovia (sekarang FKUI) dan bentuknya yang dilihat dari foto udara tahun 1920-1933. Juga berdasarkan tipologi atap pada bangunan tersebut yang merupakan tipologi bangunan pabrik.
Gambar 7 : Foto Udara Komplek Stovia dan Pabrik Opium (kanan atas)
Sumber : http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Batavia/STOVIA/isi.html
Gedung M.H. Thamrin merupakan gedung bekas gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan oleh Belanda. Kini Museum M.H. Thamrin memamerkan benda-benda koleksi pribadi miliki M.H. Thamrin. Museum ini hampir selalu sepi pengunjung oleh karena keberadaannya yang kurang diketahui masyarakat dan letaknya yang tidak berada di jalan raya. Pengunjung dapat masuk ke dalam museum dengan membayar tiket seharga Rp.1000,- bagi mahasiswa dan Rp.2000,- untuk dewasa. Jam buka museum adalah jam 9.00 hingga 15.00.
Stasiun Kenari, beradarkan peta Batavia tahun 1913, letaknya berada di sebelah utara rel, sebelum percabangan menuju gudang dan pabrik opium. Jembatan berada di atas sungai Ciliwung, berbentuk busur.
Stasiun Cikini merupakan stasiun yang baru dibangun pada tahun 1997 tersebut merupakan stasiun yang dipindah dari utara (posisi pada peta Batavia tahun 1913) ke arah selatan (posisi saat ini).
Sumber :
http://id.berita.yahoo.com/kontrak-pedagang-tak-diperpanjang-pt-kai-214522525.html
http://semboyan35.com/showthread.php?pid=315700
Gambar 8 : Peta Batavia Tahun 1913
Sumber : http://semboyan35.com/showthread.php?pid=315700
Rel KA saat ini juga merupakan sebuah pasar tradisional, yaitu pada rel yang terletak antara Stasiun Cikini sekarang dan Sungai Ciliwung. Pasar berupa jalan yang dinaungi atap. Kios tempat para penjual berjualan berada di lantai satu, sementara di lantai dua merupakan rumah tempat tinggal mereka. Pasar ini memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar akan pangan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Di sebelah barat pasar ini terdapat pasar kembang Cikini. Sementara itu, juga terdapat pusat penjualan kerajinan rotan pada lantai satu stasiun Cikini. Ketiga pasar ini menjadikan kawasan tersebut didominasi oleh aktivitas komersial.
Rel KA jalur Tanah Abang - Kramat Sentiong merupakan rel KA yang berada di tanah, berbeda dengan rel KA yang melintas pada Stasiun Cikini saat ini yang merupakan rel KA jalur atas (elevated) dengan ketinggian kurang lebih 10m. Saat ini keberadaan Jalur Tanah Abang - Kramat hampir hilang jejaknya, karena itu perlu adanya upaya untuk merevitalisasi rel KA pada jalur tersebut, terutama yang berada dekat dengan bukti-bukti yang tersisa ini yaitu jembatan KA, Stasiun Kenari, Pabrik Opium, dan Museum Thamrin. Pasar tradisional Cikini yang berbentuk linear menjadi pilihan bagi proyek ini karena berpotensi untuk menghidupkan kembali kondisi rel KA yang semula menjadi jalur untuk mobilisasi kereta api, kini dapat menjadi jalur mobilisasi bagi pejalan kaki dari Stasiun Cikini menuju tempat-tempat bersejarah di sebelah timur sungai Ciliwung. Pasar ini akan menjadi pintu masuk bagi pengunjung menuju jembatan, stasiun Kenari yang diusulkan sebagai Information Center bagi Proclamation Walk (perancangan kawasan yang lebih besar setelah ini), Museum Thamrin, dan kampus UI. Perancangan ini dimulai dengan analisa sekitar tapak.
Gambar 9 : Analisa aksesibilitas
Sumber : Analisa pribadi
Jalur KA ini dapat diakses dengan kendaraan melalui Jalan Cikini Raya dari se-belah barat, Jalan Salemba Raya masuk ke Jalan Kenari dari sebelah timur, dan Jalan Inspeksi dari arah utara maupun selatan. Jalur KA juga dapat diakses melalui jalan padestrian di depan Stasiun Cikini. Jalan Salemba Raya dapat diakses dengan menggunakan Bus TransJakarta pada halte Salemba.
Gambar 10 : Analisa Land use
Sumber : Analisa pribadi
Kawasan ini merupakan kawasan yang didominasi oleh Komplek RSCM dan Kampus UI milik pemerintah yang sifatnya privat. Kawasan di sepanjang jalan raya memiliki fungsi komersil yang sifatnya publik. Fungsi komersil merupakan fungsi yang terdapat pada ujung barat dan ujung timur jalur KA, yaitu Pasar Cikini dan Pasar Kenari. Di antara kedua ujung tersebut terdapat fungsi residensial yang sifatnya publik.
Gambar 11 : Analisa SWOT
Sumber : Analisa pribadi
Strength :
• Nilai sejarah
• Pasar sebagai magnet bagi user
dalam skala kecil
• Kawasan yang padestrian friendly
Weakness :
• Akses menuju site tidak jelas
• Perkampungan tumbuh secara liar
• Kurangnya ruang terbuka publik
Oppurtunity :
• Ada fasilitas kendaraan umum berupa
kereta api dan bus transjakarta
• Sungai Ciliwung
• Komplek RSCM dan FKUI sebagai
magnet bagi user dalam skala besar
• Kegiatan komersial pada kedua ujung
Threat :
• Kawasan dikelilingi oleh jalan yang di
dominasi oleh kendaraan sehingga
pejalan kaki sulit menyebrang jalan
Gambar 12 : Analisa Figure Ground
Sumber : Analisa pribadi
Melalui studi figure ground, jika dilihat dari parsial bangunan dapat terbaca area-area perkampungan di sepanjang jalur KA. Jalur KA sendiri masih dapat terbaca diantara bangunan-bangunan tersebut. Juga dapat terlihat kepadatan pada kawasan ini yang menjelaskan bahwa tidak ada ruang terbuka untuk publik pada kawasan ini. Ruang terbuka yang ada disini adalah ruang terbuka milik komplek tertentu, seperti rumah sakit dan univeristas.
Dalam melakukan revitalisasi pasar, maka perlu dilihat kondisi kelebihan dan kekurangan saat ini serta perbandingannya dengan pasar-pasar yang telah ada sekarang sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merancang. Di Pasar Cikini saat ini terdapat 73 kios. Berdasarkan data jumlah rumah tangga yang ada di kelurahan Kenari, maka diperkirakan pengunjung yang datang ke pasar ini atau melewati jalur ini setiap harinya berjumlah 2000 orang.
Sumber : http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT0xNSZwYWdlPWRhdGEmc3ViPSZpZD0xMSZpZHdpbD0zMTczMDMwJnNvcnQ9NzE=
Gambar 13 : Analisa kondisi existing pasar Cikini
Sumber : Analisa pribadi
Gambar 14 : Analisa kondisi existing pasar modern BSD
Sumber : Analisa pribadi
Gambar 15 : Analisa kondisi existing Fresh Market, PIK
Sumber : Analisa pribadi
Gambar 16 : Analisa kondisi existing Rusty Market
Sumber : Analisa pribadi
Jumlah kios pada pasar : 300 kios (lantai 1)
Jumalh unit hunian : 137 unit (lantai 2 dan 3)
Jumlah kios pada pasar yang bertambah dari 73 menjadi 300 dapat membuka kesempatan bagi pada pedagang di Pasar Kembang Cikini dan pedagang kerajinan rotan di Stasiun Cikini untuk bergabung di pasar ini. Jumlah unit hunian disesuaikan dengan banyaknya jumlah rumah yang dipakai lahannya dalam perancangan ini.
Ada jembatan yang menghubungkan stasiun Cikini dengan Site pada ketinggian 9m yang mengikuti salah satu percabangan rel yang dulu dengan harapan dapat mempertegas bentuk rel yang dulu dan mempertegas akses masuk menuju pasar. Jembatan ini akan membawa pengunjung menuju ruang terbuka yang berfungsi sebagai lobby. Dari Lobby ini, pengunjung dapat memilih untuk masuk ke pasar atau ke program hunian. Rel KA akan mejadi jalur mobilisasi bagi pejalan kaki dari Stasiun Cikini menuju Timur. Untuk mempertegas jalur ini, maka ada atap yang menaungi jalur ini hingga ke jembatan. Ruang terbuka juga akan diberikan pada ujung-ujung pasar untuk menjadi ruang transisi. Ruang terbuka pada ujung pasar yang dekat dengan jembatan dapat memperkaya sequence bagi pada pengunjung sebelum bertemu dengan jembatan. Jalan di sepanjang Stasiun Cikini menuju timur diusulkan untuk memiliki tekstur yang berbeda dengan jalan kendaraan guna memperlambat kendaraan untuk mempermudah pengunjung yang menyebrang. Pasar berupa ruang tanpa dinding yang dapat memungkinkan sirkulasi udara yang lebih baik dan cahaya matahari yang cukup.
Gambar 17 : Proses Desain
Sumber : Data pribadi
Gambar 18 : Zonning secara umum
Sumber : Data pribadi
Gambar 18 : Zonning Pasar
Sumber : Data pribadi
Gambar 19 : Simulasi suasana
Sumber : Data pribadi
Gambar 20 : Foto Maket skala 1:1000 (context & integrated development)
Sumber : Data pribadi
Gambar 21 : Foto Maket skala 1:600 (lantai 1)
Sumber : Data pribadi
Gambar 22 : Foto Maket skala 1:600 (lantai 1+2)
Sumber : Data pribadi
Gambar 23 : Foto Maket skala 1:600 (lantai 1+2+3)
Sumber : Data pribadi
Gambar 23 : Foto Maket skala 1:600 (lantai 1+2+3 + Jembatan)
Sumber : Data pribadi
Gambar 23 : Foto Maket skala 1:600 (detail & suasana)
Sumber : Data pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar