Sebelumnya, pelabuhan dan usaha dagang berada di kawasan
Sunda Kelapa tetapi sejak sekitar pertengahan tahun 1630 terdapat beberapa
masalah yang terjadi sekitar Sunda Kelapa. Endapan lumpur di muara Ciliwung dan
diperparah saat terjadi gempa bumi tahun 1699 membuat Sunda Kelapa tidak dapat
menampung kapal-kapal besar. Karena kepadatan inilah membuat pelabuhan
dipindahkan ke pelabuhan Tanjung Priok. http://www.jakartautara.co/2011/05/sejarah-pelabuhan-tanjung-priok.html
Pembangunan pelabuhan Tanjung Priok berada di bawah
pemerintah Hindia Belanda dan baru dimulai pada tahun 1877 oleh Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge (1875-1881).
Beberapa fasilitas dibangun untuk mendukung fungsi pelabuhan baru, antara lain Stasiun Tanjung Priok (1914).
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok,_Jakarta_Utara
Stasiun kereta api Tanjung Priok adalah karya Ir. C.W. Koch dari
Staats Spoorwegen (Perusahaan kereta api Hindia Belanda) dibangun dibawah
Gubernur Jendral A. F. W. Idenbrg untuk menghubungkan pelabuhan Tanjung Priok
dan Batavia yang berada di selatan. Pada Tahun 2000, Stasiun kereta api Tanjung
Priok tidak digunakan lagi untuk mengangkut penumpang tetapi pendapatan yang
kurang memadai maka pada tahun 2009 Stasiun Tanjung Priok mulai mengangkut
penumpang kembali. Sebelum pembukaan kembali stasiun ini dilakukan renovasi
secara besar-besaran pada tahun 2008 tetapi tidak merubah bentuk dan fasad agar
tetap menjadi salah satu cagar budaya dan tempat bersejarah di Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Tanjung_Priok
Bangunan
stasiun Tanjung Priok dengan delapan peron, enam jalur di dalam peron dan dua
jalur di luar peron. Bangunannya bertumpu pada ratusan tiang pancang yang
memiliki atap penutup dari beton dan seng tebal. Atap peron berupa struktur
baja bentang lebar dengan bentuk kuda-kuda melengkung yang menaungi ke delapan
peron sekaligus.Pada bangunan utama menggunakan struktur baja.
Desain
bangunan Stasiun Tanjung Priuk bersiluet simetris dengan gaya arsitektur modern
awal yang dipengaruhi aliran Kubisme. Bentuk dominan bangunan stasiun ini
adalah persegi, baik bentuk keseluruhan bangunan maupun bentuk bidang-bidang
bukaan, pintu - pintu dan jendela-jendelanya. Kaca patri dan ornamen profil
keramik menghias dinding stasiun. http://indonesianheritagerailway.com/index.php?option=com_content&view=article&id=193%3Astasiun-tanjung-priuk&catid=57&lang=id
Fasilitas pelayanan yang
dimiliki oleh pelabuhan Tanjung Priok adalah terminal pelayanan peti kemas
ekspor-impor di pelabuhan ini ada 5 terminal yaitu:
1.
Jakarta International Container Terminal I (JICT I)
2.
Jakarta International Container Terminal II (JICT II)
Melayani secara
internasional di daerah Indonesia, Malaysia, Singapura, Cina, Thailand,
Hongkong, Taiwan, Korea Utara, Jepang, Belanda, dan Jerman
3.
Terminal Petikemas Koja (TPJ Koja)
http://www.hph.com/globalbusiness/business.aspx?gid=221
4.
Mustika Alam Lestari (MAL)
Memberikan jasa bongkar
muat kapal dan penumpukan petikemas. http://www.malt300.com/index2.php?opt=html&id=11
5.
Multi Terminal Indonesia (MTI)
http://www.multiterminal.co.id/?mti=1
Dibawah ini merupakan
sistem pelayanan kapal yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok. http://www.priokport.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar