Pelabuhan Tanjung Priok
Sejak dahulu kawasan Tanjung Priok merupakan pelabuhan prasejarah sejak zaman penyebaran agama Hindu, dan kemudian oleh pemerintah kolonial Belanda Tanjung Priok benar-benar dikembangkan menjadi kawasan pelabuhan komersial pada akhir abad ke-18.
Asal kata Tanjung Priok berasal dari kata tanjung yang artinya daratan yang menjorok ke laut, dan priok (periuk) yaitu semacam panci masak tanah liat yang merupakan komoditas perdagangan sejak zaman prasejarah.
Asal kata Tanjung Priok berasal dari kata tanjung yang artinya daratan yang menjorok ke laut, dan priok (periuk) yaitu semacam panci masak tanah liat yang merupakan komoditas perdagangan sejak zaman prasejarah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok,_Jakarta_Utara
Pelabuhan Tanjung Priok
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_Tanjung_Priok
Pada awalnya pelabuhan Tanjung Priok dibangun karena sejak pertengahan 1630-an adanya lumpur
yang mengendap di muara Ciliwung dan merupakan problem bagi kapal-kapal
untuk berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa. Lumpur makin menumpuk ketika
terjadi gempa bumi 1699. Saat Terusan Suez dibuka dan hubungan laut
makin ramai, Sunda Kelapa sudah tidak lagi dapat menampung kapal-kapal
uap yang bobotnya jauh lebih besar untuk sandar. Maka dipilihlah Tanjung
Priok yang lokasinya 9 km dari Sunda Kelapa.
http://www.jakartautara.co/2011/05/sejarah-pelabuhan-tanjung-priok.html
Pembangunan pelabuhan baru dimulai pada tahun 1877 oleh Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge (1875-1881).
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok,_Jakarta_Utara
Ketika dipilih lokasi di Tanjung Priok, kalangan bisnis yang berpusat
di Kali Besar dan Pasar Ikan banyak yang menentang karena letaknya
sekitar 9 km dari Sunda Kelapa yang dianggap cukup jauh. Sebagai pelabuhan laut yang aman pertama di mana
kapal-kapal dapat bersandar ke dermaga. Tapi, ketika para penanam modal
makin banyak berdatangan ke Batavia, pada 1912 Pelabuhan Priok dilakukan
perluasan karena hampir 200 kapal pada tahun itu menanti giliran untuk
bersandar.Perluasan pelabuhan dilakukan bersamaan dengan dimulainya jalur
kereta api Batavia-Buitenzorg (Bogor), pendirian Stasiun Kereta Api
Tanjung Priok, dan terusan air Ancol menuju Mangga Besar di samping
jalur KA Priok-Jakarta Kota (Beos). Kemudian, dibangun jalan raya yang
menghubungkan Tanjung Priok-Weltevreden (Senen) dan Meester Cornelis
(Jatinegara).
http://sejarahbangsaindonesia.blogdetik.com/2011/05/09/lokasi-pelabuhan-tanjung-priok-1867/
Deret waktu awal pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok
Kolam Pelabuhan 1 yang pembangunannya dimulai tahun 1877 dirampungkan
pada tahun 1883. Bersamaan dengan pembangunan Kolam Pelabuhan I,
dibangun pula bendungan sebelah barat sepanjang 1.765 Meter dan
bendungan sebelah timur sepanjang 1.963 Meter. Kedua bendungan ini
dibangun untuk penahan gelombang (breakwater), sehingga kapal kapal
dengan mudah dan aman bersandar di dermaga.
Arti penting pelabuhan I ini sangat dirasakan karena jumlah kapal yang berlabuh di Tanjung Priok terus meningkat. Pelabuhan I yang semula dianggap dapat menampung semua kapal yang datang dari berbagai Negara, ternyata pada tahun 1912, terasa menjadi sempit. Pada waktu itu kesibukan di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai puncaknya.
Kongesti kapal tak terelakan karena kekurangan sarana dan fasilitas seperti dermaga, gudang dan jalur pelayaran. Langkah harus segera diambil. Pada tahun itu juga alur pelayaran diperluas dari 250 meter menjadi 300 meter dan diperdalam dari 8 meter menjadi 9.50 meter.
Gudang yang ketika itu berjumlah tujuh buah, diperluas dan dermaga baru dibangun sepanjang 121 meter. Ini masih belum cukup, karena pelayanan di laut harus pula diimbangi dengan pelayanan yang sama di darat. Sebuah stasiun kereta api segera dibangun di depan pelabuhan. Kemudian, dinas kereta api diberi kekuasaannya melayani angkutan barang di darat.
Dengan konsep transportasi yang dibuat Belanda ketika itu, jalan kereta api dapat menjangkau setiap dermaga. Ketika Jakarta masih bernama Batavia, barang barang yang diangkut dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok tidak menggunakan jasa angkutan truk, karena jasa angkutan ini belum dikenal.
Jalan raya yang tersedia waktu itu juga tidak selebar dan seluas saat ini. Perahu perahu di Sungai Ciliwung memegang peranan penting untuk mengangkut barang keluar masuk pelabuhan. Dengan melintasi Sungai Ciliwung dan Terusan Ancol barang dari pelabuhan diangkut keluar dengan tongkang dan perahu. Setelah itu, kereta kuda berperan mengantarkan barang ke tempat tujuan.
Agar lalu lintas air berjalan lancar, semua jembatan pada waktu itu dibuat melengkung, untuk memudahkan tongkang, rakit dan perahu lewat dibawahnya. Saat itu Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan terbesar dan terlengkap fasilitasnya diantara pelabuhan utama di Indonesia.
TAHAPAN PEMBANGUNAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan peningkatan jumlah arus kunjungan kapal dan volume barang yang melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Adapun tahapan pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai berikut:
1877
Pelabuhan Tanjung Priok mulai dibangun, diawali dengan pembangunan kolam Pelabuhan I selesai tahun 1883.
1914
Dimulai pembangunan kolam Pelabuhan II disebabkan oleh kebutuhan karena terjadi kongesti kapal pada tahun 1912. Pembangunan Kolam Pelabuhan II ini selesai tahun 1917.
1917
Pengembangan pelabuhan dilanjutkan dengan Pembangunan tempat penyimpanan NISH dan Jalan Raya Ancol
1921
Pembangunan Kolam Pelabuhan III dimulai karena terjadi depresi pembangunannya baru selesai tahun 1932
1974
Dimulai pembangunan Terminal Petikemas di Pelabuhan III Timur berupa dermaga, lapangan penumpukan dan gudang berikut dengan pengadaan peralatan penunjang lainnya
1978
Untuk melayani arus kedatangan kapal petikemas yang terus meningkat, terminal petikemas yang belum selesai tahap pembangunannya, mulai dioperasikan tidak secara penuh atau sebagai uji coba.
1981
Tanggal 20 Mei 1981 Pembangunan Tahap Pertama Terminal Petikemas selesai dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto. September tahun 1981 selesai pula dibangun dermaga Pelabuhan Nusantara II (Regional Harbour) yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin.
1990
Sejalan pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal tahun 1990-an arus ekspor dan impor melalui pelabuhan Tanjung Priok mengalami kenaikan yang cukup pesat. Dimana pada saat itu dua terminal petikemas yang ada sudah tidak lagi mampu menampung arus kegiatan lalu lintas kapal kapal yang mengangkut petikemas. Maka dimulailah pembangunan Terminal Petikemas Koja pada pertengahan tahu 1995 yang pembangunannya selesai pada 1997.
1999
Dengan beralihnya sistem angkutan yang tadinya bersifat konvensional kearah angkutan petikemas yang dirasakan mulai meningkat, maka dirasakan bahwa sarana prasarana dan fasilitas pelabuhan semakin dituntut untuk mengikuti pola dan jenis barang yang ditanganinya.
Terminal Serba Guna Tanjung Priok dirancang untuk melayani secara khusus kegiatan bongkar muat petikemas antar pulau, Tahap awal pengoperasian terminal ini telah dimulai pada Juni 1998 masih menggunakan crane kapal (ship gear) dengan produktivitas rata rata 8-10 boxes per jam. Tahap selanjutnya di terminal ini telah dilengkapi dengan beberapa quay crane, rubber gantry crane dan fasilitas pendukung lainnya untuk kegiatan bongkar muat, seperti: Side loader, Top loader, Head Truck dan chassis. Terminal ini mulai diresmikan pengoperasiannya pada 5 Juli 1999 oleh Menteri Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara, Bapak Tanri Abeng
Arti penting pelabuhan I ini sangat dirasakan karena jumlah kapal yang berlabuh di Tanjung Priok terus meningkat. Pelabuhan I yang semula dianggap dapat menampung semua kapal yang datang dari berbagai Negara, ternyata pada tahun 1912, terasa menjadi sempit. Pada waktu itu kesibukan di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai puncaknya.
Kongesti kapal tak terelakan karena kekurangan sarana dan fasilitas seperti dermaga, gudang dan jalur pelayaran. Langkah harus segera diambil. Pada tahun itu juga alur pelayaran diperluas dari 250 meter menjadi 300 meter dan diperdalam dari 8 meter menjadi 9.50 meter.
Gudang yang ketika itu berjumlah tujuh buah, diperluas dan dermaga baru dibangun sepanjang 121 meter. Ini masih belum cukup, karena pelayanan di laut harus pula diimbangi dengan pelayanan yang sama di darat. Sebuah stasiun kereta api segera dibangun di depan pelabuhan. Kemudian, dinas kereta api diberi kekuasaannya melayani angkutan barang di darat.
Dengan konsep transportasi yang dibuat Belanda ketika itu, jalan kereta api dapat menjangkau setiap dermaga. Ketika Jakarta masih bernama Batavia, barang barang yang diangkut dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok tidak menggunakan jasa angkutan truk, karena jasa angkutan ini belum dikenal.
Jalan raya yang tersedia waktu itu juga tidak selebar dan seluas saat ini. Perahu perahu di Sungai Ciliwung memegang peranan penting untuk mengangkut barang keluar masuk pelabuhan. Dengan melintasi Sungai Ciliwung dan Terusan Ancol barang dari pelabuhan diangkut keluar dengan tongkang dan perahu. Setelah itu, kereta kuda berperan mengantarkan barang ke tempat tujuan.
Agar lalu lintas air berjalan lancar, semua jembatan pada waktu itu dibuat melengkung, untuk memudahkan tongkang, rakit dan perahu lewat dibawahnya. Saat itu Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan terbesar dan terlengkap fasilitasnya diantara pelabuhan utama di Indonesia.
TAHAPAN PEMBANGUNAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan peningkatan jumlah arus kunjungan kapal dan volume barang yang melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Adapun tahapan pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai berikut:
1877
Pelabuhan Tanjung Priok mulai dibangun, diawali dengan pembangunan kolam Pelabuhan I selesai tahun 1883.
1914
Dimulai pembangunan kolam Pelabuhan II disebabkan oleh kebutuhan karena terjadi kongesti kapal pada tahun 1912. Pembangunan Kolam Pelabuhan II ini selesai tahun 1917.
1917
Pengembangan pelabuhan dilanjutkan dengan Pembangunan tempat penyimpanan NISH dan Jalan Raya Ancol
1921
Pembangunan Kolam Pelabuhan III dimulai karena terjadi depresi pembangunannya baru selesai tahun 1932
1974
Dimulai pembangunan Terminal Petikemas di Pelabuhan III Timur berupa dermaga, lapangan penumpukan dan gudang berikut dengan pengadaan peralatan penunjang lainnya
1978
Untuk melayani arus kedatangan kapal petikemas yang terus meningkat, terminal petikemas yang belum selesai tahap pembangunannya, mulai dioperasikan tidak secara penuh atau sebagai uji coba.
1981
Tanggal 20 Mei 1981 Pembangunan Tahap Pertama Terminal Petikemas selesai dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto. September tahun 1981 selesai pula dibangun dermaga Pelabuhan Nusantara II (Regional Harbour) yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin.
1990
Sejalan pertumbuhan ekonomi Indonesia di awal tahun 1990-an arus ekspor dan impor melalui pelabuhan Tanjung Priok mengalami kenaikan yang cukup pesat. Dimana pada saat itu dua terminal petikemas yang ada sudah tidak lagi mampu menampung arus kegiatan lalu lintas kapal kapal yang mengangkut petikemas. Maka dimulailah pembangunan Terminal Petikemas Koja pada pertengahan tahu 1995 yang pembangunannya selesai pada 1997.
1999
Dengan beralihnya sistem angkutan yang tadinya bersifat konvensional kearah angkutan petikemas yang dirasakan mulai meningkat, maka dirasakan bahwa sarana prasarana dan fasilitas pelabuhan semakin dituntut untuk mengikuti pola dan jenis barang yang ditanganinya.
Terminal Serba Guna Tanjung Priok dirancang untuk melayani secara khusus kegiatan bongkar muat petikemas antar pulau, Tahap awal pengoperasian terminal ini telah dimulai pada Juni 1998 masih menggunakan crane kapal (ship gear) dengan produktivitas rata rata 8-10 boxes per jam. Tahap selanjutnya di terminal ini telah dilengkapi dengan beberapa quay crane, rubber gantry crane dan fasilitas pendukung lainnya untuk kegiatan bongkar muat, seperti: Side loader, Top loader, Head Truck dan chassis. Terminal ini mulai diresmikan pengoperasiannya pada 5 Juli 1999 oleh Menteri Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara, Bapak Tanri Abeng
http://tanjungpriok521.com/page.php?lang=id&menu=profile_proyek_view&page_id=17
Pelabuhan Tanjung Priok Kini
Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar pulau.
Fasilitas pelayanan yang dimiliki oleh pelabuhan Tanjung Priok cukup
memadai untuk melayani arus keluar masuk barang baik berupa:Terminal pelayanan peti kemas ekspor-impor di pelabuhan ini ada 5 terminal yaitu:
- Jakarta International Container Terminal I (JICT I)
- Jakarta International Container Terminal II (JICT II)
- Terminal Petikemas Koja (TPJ Koja)
- Mustika Alam Lestari (MAL)
- Multi Terminal Indonesia (MTI)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_Tanjung_Priok
Stasiun Tanjung Priok
Stasiun Tanjung Priok Dulu
Stasiun ini dibangun tepatnya pada tahun 1914 pada masa Gubernur Jendral A.F.W. Idenburg (1909-1916).
http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Tanjung_Priok
Stasiun Tanjung Priok bangun oleh Ir.C.W Koch seorang insinyur utama dari Staats Spoorwegen (SS-Perusahan kereta api hindia belanda). Stasiun ini di bangun di atas lahan seluas 46.930 m2 dengan luas bangunan 3768 m2 yang megah dan mewah, dengan langgam bangunan art deco, dan memiliki fasilitas 8 peron, juga penginapan. Untuk menyelesaikan stasiun ini, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa Eropa. Stasiun Tanjung Priok pada saat itu di bangun untuk menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Batavia Centrum yang berada di selatan, selain itu juga untuk keperluan militer juga untuk mengangkut hasil bumi
http://ebiee.blogspot.com/2012/07/tugas-konservasi-bangunan.html
Stasiun Tanjung Priok kini
Stasiun
tanjung priok sempat tidak di operasikan sejak juni 1999. Sejak
pergantian status perusahaan pada tahun 2008, dilakukan pemugaran, dan Stasiun Tanjung Priok di operasikan kembali pada 13 april
2009.
Sebelum di pugar
Setelah di pugar
Konservasi tidak hanya untuk keperluan transportasi namun juga
bertujuan melestarikan bangunan stasiun sebagai cagar budaya yang dapat
menjadi pusat studi dan tujuan wisata sejarah. Maka dalam proses
pemugarannya keaslian bangunan tetap di pertahankan, termasuk PPKA atau
rumah sinyal dan penggalian ruang bawah tanah
http://ebiee.blogspot.com/2012/07/tugas-konservasi-bangunan.html
Pelabuhan Tanjung Priok saat ini yang terbesar di Indonesia
BalasHapusPROMO FREEBET 1 JUTA MERIAHKAN NATAL DAN TAHUN BARU 2019 BOLAVITA
BalasHapus- Promo Frenzy Bonus 3% Berlaku Untuk Seluruh Games Bolavita Dari Santa Claus ( Kecuali Togel )
- Untuk Bola Tangkas Dapat Claim Bonus Dengan Syarat Withdraw Mencapai Win / Loss 25% dari Nilai Deposit + Bonus
- Promo Berlaku untuk Member Yang Melakukan Deposit Minimal Rp 100.000
- Maksimal Bonus Dapat di Claim adalah Rp 1.000.000
- Syarat Penarikan Dana Adalah Melakukan Turnover Minimal 1x Dari Bonus + Deposit
- Contoh ( Deposit 1000 ) + ( bonus 3% = 30 ) = 1000 + 30 = 1030 anda harus melakukan Valid Bet Senilai 1030 untuk melakukan penarikan dana
- Anda Tetap Dapat Mengikuti Promo Cashback Apabila Telah Mengikuti Promo Frenzy Bonus Santa
- Apabila Belum Mencapai Turnover Sudah Melakukan Withdraw Bonus Frenzy Kami Tarik Kembali
- 1 User ID Berhak Melakukan Claim 1x
- Kami Berhak Membatalkan Bonus Apabila Terdapat Indikasi Kecurangan
- Untuk Freebet Santa Dibagikan Secara Otomatis Setiap Anda Melakukan Deposit
* Tanggal 24 Desember Pukul 23:00 WIB Sampai Dengan Tanggal 25 Desember Pukul 05:00 WIB
* 31 Desember 2018 Pukul 22:00 WIB Sampai Dengan Tanggal 1 Januari 2019 Pukul 07:00 WIB