Sabtu, 15 Desember 2012

Studio #RuangWaktu A BREATHING SKIN MONORAIL STATION (Hifzani Zweardo/ 02220090059)



POTENSI WISATA

Daerah kenari merupakan daerah yang bersinggungan langsung dengan sungai ciliwung. Apabila di teliti lebih lanjut, di sepanjang jalur sungai ciliwung terdapat objek wisata sejarah yang bisa di datangi termasuk di dalamnya  Museum M. Thamrin yang berada di dalam Jalan Kenari itu sendiri. Dengan keadaan seperti ini membuat daerah kenari memungkinkan untuk dijadikan sebuah ‘PINTU GERBANG’ wisata sejarah yang ada di sepanjang jalur sungai ciliwung tersebut. Namun dengan jarak yang cukup jauh tersebut membuat wisata sejarah ini membutuhkan sebuah transportasi yang tepat untuk mengakomodasi wisata sejarah ini.




TRANSPORTASI MONORAIL

Transportasi yang dipilih untuk mengakomodasi kegiatan pariwisata ini adalah monorail. Dengan kepadatan lalulintas yang ada di daerah Jakarta Pusat, monorail dianggap jawaban yang tepat. Monorail tidak akan menambah kepadatan dari lalulinta yang sudah ada karena transportasi ini tidak menggunakan jalur yang sama dengan kendaraan-kendaraan pada umumnya.  

KELEBIHAN MONORAIL

  • Membutuhkan ruang yang kecil baik ruang vertikal maupun horizontal. Lebar yang diperlukan adalah selebar kereta dan karena dibuat di atas jalan, hanya membutuhkan ruang untuk tiang penyangga.
  • Terlihat lebih "ringan" daripada kereta konvensional dengan rel terelevasi dan hanya menutupi sebagian kecil langit.
  • Tidak bising karena menggunakan roda karet yang berjalan di beton.
  • Bisa menanjak, menurun, dan berbelok lebih cepat dibanding kereta biasa.
  • Lebih aman karena dengan kereta yang memegang rel, risiko terguling jauh lebih kecil. Resiko menabrak pejalan kaki pun sangat minim.
  • Lebih murah untuk dibangun dan dirawat dibanding kereta bawah tanah.


KEKURANGAN MONORAIL

  • Dalam keadaan darurat, penumpang tidak bisa langsung dievakuasi karena tidak ada jalan keluar kecuali di stasiun.

            



TIPE MONORAIL
Terdapat 2 jenis monorail yang ada pada saat ini yaitu Straddle Beam dengan keberadan rel di bawah kereta dan Suspended dengan keberadaan rel diatas kereta sehingga kereta akan menggantung pada rel tersebut. Kedua tipe ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun yang pasti adalah jenis monorail akan yang akan di pakai akan menentukan juga bentuk dari desain stasiunnya. 

STUDI PEMBUATAN JALUR DAN STASIUN  MONORAIL




Studi ini dilakukan dengan maksud mengetahui bentuk jalur yang sebenarnya dari MRT di singapura. terbukti dari jalur yang yang terlihat bahwa pembuatan jalur mrt atau yang sejenisnya tidak perlu lurus seperti yang ada di peta setiap stasiun MRT. Dari studi ini juga terlihat bahwa peletakan  stasiun MRT yang ada di Singapore berdasarkan distrik-distrik yang dianggap penting dan perlu  untuk dibuat stasiun. karena, apabila kita melihat ke peta yang sebenarnya, ada bagian yang tidak tersentuh oleh MRT. namun daerah tersebut tersentuh oleh transportasi lain seperti Bus. terjadi integrasi antara Bus dan MRT disana.


Studi ini memperlihatkan bahwa tidak ada jarak yang statis dari penentuan stasiun MRT. Jarak antar stasiun yang paling pendek di singapura adalah Chinatown dengan Clarke Quay dengan jarak 500m. Sedangkan untuk jarak antar stasiun paling panjang adalah Yio Chu Kang dengan Kahtib dengan jarak 4 km.


KONSEP PERANCANGAN JALUR DAN STASIUN MONORAIL






1. Jalur akan berada di tengah jalan. Jalur yang seperti ini akan berada di jalan-jalan yang memiliki lebar diatas 20 m. apabila dibawah 20 m, salah satu sisi jalan akan menjadi penempatan jalur monorail. tergantung akan kebutuhannya.

2. Karena jalur yang berada ditengah, stasiun juga akan berada ditengah-tengah jalan. (tergantung lebar jalan, seperti point 1)

3. Tunnel akan diaplikasikan pada stasiun monrail. Tunnel akan berfungsi sebagai fasilitas penyebrangan bagi pengguna monorail yang ingin menuju ke dalam stasiun. Tunnel ini jga nantinya akan berfungsi sebagai pengganti jembatan sehingga dapat digunakan juga oleh publik sebagai fasilitas penyebrangan dari satu sisi ke sisi lain. (tergantung lebar jalan, seperti point 1)

4. Setiap Jalan yang akan dilewati oleh jalur monorail, pedestrian dari jalan tersebut akan dibuat minimal 2 meter dan maksimal 2,5. hal ini dilakukan karena jalan untuk pedestrrian tersebut sebagian akan dipakai sebagai jalan masuk ke dalam tunnel. (tergantung lebar jalan, seperti point 1)






DESIGN

A BREATHING SKIN MONORAIL STATION
Konsep ini dibuat dengan maksud agar stasiun monorail yang dibuat dapat seekonomis mungkin dalam penggunaan pendingin udara. Oleh karena itu, pemikiran dalam pendesainannya adalah membuat angin dapat masuk sebanyak-banyaknya ke dalam stasiun ini. Langkah pertama yang diambil adalah membuat stasiun ini terbuka. kemudian, langkah selanjutnya yang ditempuh adalah membuat bagian-bagian yang biasanya solid, dibuat berlubang-lubang agar angin dapat tetap masuk melalui lubang-lubang tersebut. Dalam hal ini yang diaplikasikan adalah dinding dari stasiun. Lubang-lubang ini bukan hanya berguna untuk jalur lewatnya angin saja, namun lubang-lubang ini juga dapat menciptakan sebuah pattern yang membuat kulit (dinding) lebih menarik.




PELETAKAN
Stasiun diletakkan pada ‘mulut’ Jl. kenari dengan maksud agar stasiun ini dapat mengarahkan pengunjung langsung ke kenari. Hal ini dikarenakan kenari akan dijadikan pintu gerbang wisata pada skala yang lebih besar seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kemudian, alasan lainnya adalah agar pengunjung cepat sadar dengan keberadaan dari stasiun monorail inii dan agar stasiun ini dapat menjadi salah satu landmark yang ada di kenari.







MAKET




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar